Harapan di akhir tahun lalu bahwa Januari di tahun ini akan dilalui dengan jauh lebih baik ternyata di luar ekspektasi. Siapa sangka di bulan ini begitu banyak berita tidak menyenangkan tentang kehilangan orang orang di lingkungan terdekat. Dari 2 orang kakak Ibu saya, tetangga baik, ayah dari teman terdekat, hingga teman kantor yang kepergiannya benar benar mengejutkan banyak orang.

Kesedihan yang dirasakan dalam jangka waktu berdekatan itu ternyata menguras energi. Sampai di satu titik saya sampai menangis ketika mendengar berita duka cita bahkan dari orang yang tidak saya kenal sekalipun. 2 hari berturut-turut mendengar 4 kabar duka cita yang diumumkan dari masjid satu komplek, apalagi ditambah dengan penjelasan “dimakamkan dengan protokol kesehatan”. Nyesek ngga sih mendengarnya :((

Kalau diingat kembali, rasanya seperti baru kemarin saya bertemu terakhir kalinya saat pemakaman uwak saya di pertengahan tahun 2020. Masih teringat jelas juga pembicaraan saya dengan tetangga baik saat bertemu ketika saya jalan pagi. Masih terngiang suara teman kantor bertegur sapa saat berpapasan tidak sengaja beberapa minggu lalu. Rasanya tuh apa ya, kayak semuanya terjadi terlalu cepat dan tidak terduga.

Sebenarnya tidak begitu berminat untuk cerita sedih seperti ini di blog, tetapi ketika kerjaan banyak tidak bisa menjadi pelarian dan ketika jalan kaki untuk meningkatkan mood harus mengalah dengan hujan dan cuaca dingin hampir setiap pagi, menulis jadi salah satu cara bertahan untuk menjaga kewarasan dan tetap berpikir ‘normal’.

Boleh tetap berharap Februari akan dilalui dengan banyak berita baik kan ya, walaupun dikasih sehat sampai saat ini juga merupakan berita baik. Ngerasain juga ngga sih di musim penghujan ini ngga enak badan sedikit/pilek/bersin-bersih karena hujan dan udara dingin bikin kita jadi parno? bawaanya langsung minum obat dan dicekokin dengan berbagai vitamin. Jaga kesehatan ya kamu, semoga bulan depan bisa mendengar banyak kabar baik.