Yak, akhirnya jadi juga cerita petualangan hari pertama (setelah sebulan nongkrong di draft ngga jadi jadi)
May 19th, 2014
Setelah malam sebelumnya menginap di bandara, esok paginya kita langsung cuus ke rumah saudaranya teman kantor di kawasan Higashi-Koganei, Tokyo untuk menitipkan koper.
Titip koper? Yes.
Di hari pertama hingga hari ketiga niatnya kita ke Kyoto, Osaka, dan Hiroshima. Daripada geret-geret koper kan ya pindah-pindah hostel jadi memutuskan untuk menitipkan koper dan bermodal ransel dan tas tenteng (yang ternyata sama aja beratnya).
Berhubung penukaran JR Pass di airport siang, jadi saya hanya membeli SUICA card -kartu sakti yang bisa kita pakai untuk transportasi kereta, bis, vending machine, bahkan beli makanan di 7/11- untuk perjalanan sebelum ke luar Tokyo.
Kita sudah mempersiapkan diri dengan info yang beredar soal stasiun-stasiun di Jepang.
- Rush Hour di stasiun juara ramainya
- Pintu keluar stasiunnya rata-rata lebih dari 1
Intinya, sebelum Lost in Translation, jangan sampai Lost in Station duluan.
Setelah menitipkan koper dengan selamat, dengan cobaan pertama sukses nyasar ketika mencari rumah gara-gara salah “exit“, kami langsung bergegas menuju ke Tokyo Station untuk menukarkan JR Pass dan berangkat menuju KYOTO! ouu yeaah.
Btw, Tokyo Station itu luaaaaass banget. BANGET.
Belum apa-apa udah Lost in Station.
Tanya sana-sini soal tempat penukaran JR Pass dan ternyata cobaan kedua Lost in Translation.
Mereka senyum ramah ketika saya bilang “sumimasen” (sama aja kayak ngomong excuse me) tapi langsung kagok ketika saya bertanya arah dengan bahasa inggris š
Selamat sampai Kyoto Station yang ternyata sama aja luasnya dengan Tokyo Station, lagi-lagi permasalahannya cari pintu keluar. Jelas banget dikasih tau sama pihak hostel harus keluar di Central Exit, tetapi nyari Central Exit aja juga perjuangan banget. Ketika sampai di pintu keluar, disambut Kyoto Tower, dan langsung bingung. Ini menuju hostel lewat jalan mana ya?

Muter sana-sini tanya jalan sama orang lewat (alhamdulillah sujud syukur kalau nemu orang yang ngerti bahasa inggris), ternyata jalannya ga sejauh yang kami kira. Jadi jauh karena terlanjur muter-muter dan membawa tas yang ujung-ujungnya kok berat juga bawaan untuk 3 hari? *ooh aku kangen geret koperku* >.<
Kami menginap di Budget Inn Hostel, hostel yang bertemakan Ryokan. Huhu kapan lagi kan tidur ala nobita? di Kyoto pula (padahal sih sebenarnya emang mau tidur bareng-bareng tanpa terpisah kamar, itupun kamar untuk berempat kita muat-muatin untuk 5 orang ;p)
Hostelnya dari luar terlihat kecil. Kecil juga sih dalamnya, haha, tetapi fasilitas kamarnya cukup lengkap.
Toilet dan kamar mandi terpisah, TV, kulkas, lemari, sampai tempat cuci piring/gelas pun ada.
Yang paling saya suka, yaaa kamar bernuansa Ryokan itu, tidak jauh dari Kyoto Station plus harganya affordable š

Setelah dapat kamar dan ber-basa basi dengan karyawan hostel yang unyu dan manis, ngga perlu butuh waktu lama untuk langsung menuju destinasi pertama.
Here we go~
Destination #1
Arashiyama

There’s soooo many interesting place to visit in Arashiyama, tapi sayang banget, waktu saya ngga cukup untuk menjelajah itu semua :((
Jadinya tujuan utama kami hari itu adalah… BAMBOO GROOVES!
Sesuai namanya, bamboo grooves itu seperti hutan bambu. Pemandangannya yaa cuma bambu-bambu. Tetapi dengan walking path yang bagus dan bambu-bambu yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak membosankan apalagi terlihat menyeramkan (mungkin seram juga sih ya kalau malam) waktu mengitari area tersebut.
Tadinya sempat niat mampir ke Tenryuji Temple sehabis muter-muter di bamboo grooves, cuma lagi-lagi dikarenakan waktu yang mepet dan ehem, admission fee nya lumayan juga ya, jadinya ya SKIP!
Oh ya, saya menemukan shrine kecil di area bamboo grooves, banyak turis yang memakai yukata dan ada yang menjual berbagai macam jimat berwarna warni dan berbeda doanya juga.

Oh ya, sepanjang jalan dari Stasiun Saga Arashiyama menuju bamboo grooves, baru ngerasain yang namanya jalan kaki itu nikmat banget. Jalanan sepi, hening, langit cerah, udara bersih, pemandangan menarik. Uuuuhh the reasons why I love Kyoto >.<

How to get there from Kyoto Station
The fastest by train, JR Sagano Line, 15 minutes (free) soalnya saya pakai JR Pass ;p
Destination #2
Gion
Disebut-sebut sebagai Geisha District karena di daerah inilah berkumpul para Geisha eksklusif dan terkenal seantero Jepang.
Dari pertama buat itinerary udah dijadwalin kalau ke Gion ini bagusnya malam. Soalnya pengen banget bertemu sama Geisha yang katanya sih, mereka wara-wiri di jalan itu sore hingga malam hari.
Niat pertama sehabis dari Arashiyama, ke Kinkakuji, lalu berakhir di Gion.
Faktanya, dari Arashiyama kami langsung menuju Gion soalnya udah kesorean š¦ daripada dipaksakan ke Kinkakuji dan melewatkan suasana Gion malam hari, jadi yaa.. yasudahlah keliling sekitar Gion saja.
Di Gion yang terkenal itu Hanami-Koji Street, Shirakawa Area, Philosopher’s path (bagusnya sih kalau sakura lagi blooming atau musim gugur).


Hanami-Koji Street terkenal akan Machiya (bangunan Jepang tempo dulu) dan Ochaya (tea house), dimana di tempat itulah para Geisha menghibur tamu-tamu yang datang.
Selain Ochaya yang tentunya mahal-mahal, restoran disini juga pastinya mahal, jadinya SKIP makan malam di Gion :))

Baca pengalaman orang di blog sana sini, ternyata menemukan Geisha (orang Kyoto menyebutnya Geiko) jauh lebih susah daripada menemukan Maiko. Beruntungnya, saya malah menemukan Geiko di jalan š

Puas mengitari Hanami-Koji Street, langsung bergegas mencari jalan menuju Shirakawa Area, namun sayangnyaaa, ah~ tanya sana sini kok malah diarahkan ke area yang mirip-mirip “red district” ya? perasaan aja sih. Karena makin gelap dan takut nyasar plus perut yang sudah mulai minta makan, akhirnya langsung balik menuju hostel š¦
How to get there from Kyoto Station:
By bus, #100 or #206, 20 minutes, 240 Yen, one way (kalau beli tiket all day pass 500 yen)
Ah, abiaya yang saya habiskan di hari pertama :
- Penginapan (Budget Inn Hostel) : 2996 Yen/ night/person
- Transportasi (Suica + tiket bus all day pass) : 3500 Yen
- Makan, cemal-cemil, jajan : +- 2000 Yen
Total : 8.496 Yen
May 20th, 2014
Destination #3
Fushimi Inari

Fushimi Inari is the most important of several thousands of shrines dedicated to Inari, the Shinto god of rice. Foxes are thought to be Inari’s messengers, resulting in many fox statues across the shrine grounds -cr. Japan Guide-

Seperti yang dijelasin di atas, karena peran fox atau srigala yang penting bagi sang dewa, makanya ngga heran kalau banyak banget patung srigala di setiap torii. Srigala juga menjadi ikon ketika banyak orang menggambar wajah srigala di jimat-jimat yang mereka gantungkan.

Setelah melalui banyak torii, nanti kalian akan menemukan percabangan, yang mana yang kalian mau lalui silahkan, toh pada akhirnya akan berujung di tempat yang sama. Berhubung jalanan menanjak dan ingin bergegas ke tempat selanjutnya, akhirnya pada menyerah untuk meneruskan perjalanan dan lanjut ke destinasi berikutnya.
How to get there from Kyoto Station:
By train, JR Nara Line, 5 minutes (free) *thx to JR Pass*
Adm fee : FREE!
Destination #4
Kinkakuji Temple

Sering disebut juga Golden Temple dikarenakan kuilnya yang semuanya dilapisi oleh emas.
The best view-nya sebenarnya saat menjelang sunset, kuilnya bakal lebih bercahaya (sayangnya saya sampai disana siang hari).

Sehabis puas foto-foto di sekitaran kinkakuji, ikutin aja jalan ke atas, jangan balik lagi ke jalan awal, nantinya kalian bakal menemukan banyak tempat pelemparan koin. Mitosnya sih, kalau kalian melempar uang koin dan berhasil masuk ke lubang yang di tengah, doa kalian akan terkabul.
Ngga usah pake koin 100 yen apalagi 500 yen, sayang. Lempar aja pake uang Rp 500, ngga ngerasa rugi :))
Jalan menapak lagi ke atas, aah~ this is the best, food tester everywhere~~
Oh I love gratisan, semua makanan yang ditawarkan enak enak banget. Sibuk aja coba yang ini, coba yang itu.
Ngga beli juga sih, nyoba aja. hahaha

Tau kan Jepang itu terkenal dengan vending machine-nya? Vending machine disana udah kayak alfamart indomaret di Indonesia. Jarak 100 m aja bisa nemu vending machine lain. Dan cuma disini saya menemukan Vending Machine yang mengeluarkan waffle ice cream! aah my favorite! sayangnya saya hanya menemukan ini di Kyoto š¦

How to get there from Kyoto Station:
The fastest, take the Karasuma Subway Line to Kitaoji Station, 15 minutes, 260 yen (btw Subway tidak ter-cover JR Pass) and take a bus #101, #102, #204, #205, 10 minutes, 240 yen (beli tiket all day pass 500 yen) to Kinkakuji.
Bisa sih naik bus, tapi lama, sedangkan saya butuh yang cepat š
Adm fee : 600 yen
Puas foto-foto di Kinkakuji dan icip-icip gratisan, niat kita selanjutnya adalah Kiyomizudera Temple!
oh yeeay.
Sayangnya oh sayangnya, duh sedih banget inget-inget kejadian ini >.< Saya salah naik bus, salah pemberhentian bus pula, sukses nyasar di tengah-tengah jalan.
Bolak balik nanya sana sini ngga ada yang tau bus nomor berapa untuk melanjutkan perjalanan.
Akhirnya yang lain pada nyangkut di mall, ujung-ujungnya udah lewat jam 12 siang, daaaan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Osaka.
huhuhuu ;(((((
Seperti yang saya bilang sebelumnya, Saya jatuh cinta sama Kyoto.
The people, the food, the temple and shrine, the weather, the ambiance, everything.
24 hours is not enough to explore Kyoto,
and I regret that.
But it’s ok, at least I have a reason to come back rite?
Bye Kyoto, and Hello Osaka
ć¤ć„ć
to be continued
Presyyyl, pas di Kyoto ini belum dapet wifi ya? Mestinya masukin aja Kiyomizudera ke google map iphone, rute bus nya biasanya udah dikasih langsung lengkap dengan jadwalnya š
iya belum dapat wifi mba, huhu. makanya ngandelin handy map aja, tp tetep aja salah naik bus, maklum meleset dari itinerary jadinya yang sudah diperhitungkan sebelumnya gagal total :(((
Meati ke jepang lagi berarti itu mah š
sumpah baca ini bikin sirik :'<
kalau ada kesempatan coba aja kesana rik š
Mendadak baca ini, dan jadi makin kangeeeeen sama Kyoto :(((
*lanjut ngepet buat beli tiket murah*
iya kaaaan, aku juga dari semua tempat yang kudatangin paling suka sama kyoto, nyesel cuma disana 24 jam
yukk mari menabung biar bisa kesana lagi
Hutan bambunya cakep pisan. Pasti adem jalan-jalan di hutan bambu itu.
Ngiri liat Jepeng yang teratur banget. Indah juga panorama alamnya.
Adeemm, kalau jalan masih pagi enak, sepi, masih dapat sedikit cahaya matahari, tapi kalau udah sore mendadak serem š