Terkadang lebih baik kita tidak usah bicara tentang hal yang tidak kita ketahui.
Apalagi untuk menghina.
Diam saja cukup kan? daripada membuat orang sakit hati mendengarnya.
presyl
Sebut saja dia dengan Mrs. Old.
She’s old, short, wrinkled, old, selfish, stingy, old, bossy, and liar.
and the main point is : she’s old.
Ok. Si mrs. old bilang sesuatu yang tidak menyenangkan tentang pekerjaan saya.
Dia bilang tempat kerja saya semuanya maling.
Dia bilang jangan sampai dia melihat saya di penjara karena kelakukan saya nantinya, (yang dia pikirkan) tertular karena saya dikelilingi orang-orang yang dia sebut maling.
Daaaaaann masih banyak ejekan ejekan lain yang keluar dari mulutnya dihadapan saya dan orang banyak.
Hey?!
Kamu pikir kamu siapa seenaknya berkata seperti itu terhadap saya?
Kamu pikir kamu tahu segalanya?!
Kamu bilang kamu lebih berpengalaman daripada orang tua saya (yang jelas-jelas kamu lebih tua dari mereka) bukan berarti kamu benar segalanya kan?
Tahu tidak.
Jika tangan saya menggapainya saat itu, saya ingin “menggaruk” atau “menggraup” wajahnya.
Jika ada lakban, saya lakban saja mulutnya agar berhenti bicara.
Atau dengan cara orang tua saya yang mereka lakukan saat saya berbicara tidak baik waktu kecil ; sumpel mulutnya dengan banyaaaaaaaakkk cabe rawit.
Tetapi sayangnya, saya tidak melakukan itu.
Entah kenapa saat itu saya cuma diam, dengan tangan yang mengepal layaknya orang ingin meninju sesuatu (faktanya : tidak bisa) dan hanya mengeluarkan kilatan-kilatan mata tajam tanda permusuhan.
Masih suasana lebaran.
Rasanya tidak pantas kan berbicara permusuhan padahal baru saja kita bermaaf-maafan.
Sayangnya, hal tersebut terjadi di hari lebaran.
Ok, balik lagi ke paragraf awal.
Diam saja tidak bisa ya jika tidak suka terhadap saya?
Ada masalah apa pres?
Nanti cerita2 ya.
hajar bleh!!hahaha..
ehh,,bingung mau nulis link website apa..secara web gw udah mati..
T.T